Jamaah haji Indonesia hilang, Operasional haji di Makkah sudah hampir usai. Ada sebanyak 11 kelompok terbang (kloter) terakhir yang diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada 26 September 2017. Sementara itu, masih ada dua jamaah Indonesia yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Dari Kabid Perlindungan Jemaah Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) yakni Kolonel Jaetul Muchlis menegaskan, bahwa pihaknya akan terus melakukan pencarian terhadap dua orang jamaah haji Indonesia yang hingga kini belum juga diketahui keberadaanya. Bahkan, untuk melakukan pencarian dua jamaah itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Kepolisian Arab Saudi.
Dua jamaah haji Indonesia hilang tersebut ialah bernama Atim Arta Ota usia 62 tahun, asal Bogor, Jawa Barat. Dia belum diketahui keberadaannya sejak tanggal 15 Agustus 2017. Atim saat itu terpisah dari rombongannya, kloter 56 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 56) saat melaksanakan ibadah di Masjidil Haram.
Sedangkan, jamaah yang kedua adalah Hadi Sukma Adsani usia 73 tahun, asal Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Hadi hingga saat ini juga belum ditemukan sejak hilang pada 2 September 2017. Ketika itu, jamaah kloter 37 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37) ini keberadaanya saat mabit (bermalam) di Mina melempar jumrah. Kedua jamaah tersebut merupakan jamaah haji Indonesia hilang yang hingga kini belum juga ditemukan.
Sampai melakukan koordinasi dengan Kantor Kepolisian Arab Saudi, baik yang ada di Mina maupun yang ada di Haram, seluruh Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), Kantor Imigrasi, Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, Muasasah dan berbagai pihak yang terkait. Kita meminta langsung bantuan dari mereka dalam proses pencarian dua jamaah haji Indonesia hilang yang belum diketahui keberadaannya.
Untuk dapat memudahkan dalam pencarian, proses telah dibagi dalam beberapa zona atau klaster. Di RSAS misalnya itu, tim tidak hanya fokus pada jamaah (pasien) yang ada identitasnya saja melainkan pada pasien yang tidak ada identitasnya (majhul), baik yang sedang dalam perawatan maupun yang ada di kamar jenazah. Bahkan, pada tim juga sudah menyisir tempat tahanan karena di khawatirkan yang bersangkutan dibawa oleh pihak yang berwajib karena persoalan hukum.
“Kami juga melakukan penyisiran ke gunung-gunung mengingat dalam keterangan atau informasi para kedua keluarga tersebut memiliki riwayat dimensia yang ingin pergi ke gunung dan menanam jagung seperti di kampung halamannya,” ungkapnya.
“Meski Informasi sekecil apapun itu, akan kami tindak lanjuti,” papar Jaitul yang bertugas di kesatuan Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Dia menambahkan, selama operasional haji tahun ini berlangsung, telah tercatat ada sebanyak 383 jamaah yang dilaporkan terpisah dari rombongannya. Dari jumlah sebesar itu, semua berhasil ditemukan keberadaan mereka, kecuali dua orang jamaah ini saja yang belum ditemukan.
Dengan segala upaya yang telah kami lakukan bersama jajaran dan juga dibantu oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) bagian Pelayanan Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) sudah dilakukan. Kami juga sudah melakukan penyebaran data-data beserta foto profil jemaah tersebut. kami juga menjalin komunikasi diplomatik dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk dapat membantu pencarian.
Kadaker Makkah yakni Nasrullah Jasam, pencarian dua jamaah tersebut masih terus dilakukan dengan melibatkan banyak personel guna menyisir berbagai tempat yang sebelumnya juga sempat dikunjungi. Mulai dari wilayah tempat pelaksanaan ibadah haji, kamar mayat, rumah sakit sampai rumah sakit jiwa. Kunjungi alamat travel haji >> travel haji 2018 >> travel haji 2019
Pada hari ini, lanjut Nasrullah, kami para tim kembali bergerak dan terus melakukan pencarian jamaah yang hilang dengan semaksimal mungkin, kami mohon doa dan dukungan informasinya agar ikut serta membantu dalam proses pencarian kedua jamaah yang belum diketahui keberadaanya. Fokus pencarian hari ini adalah ke kantor polisi, rumah sakit dan tempat yang berpotensi dikunjungi kedua jamaah ini.
0 Comments
Posting Komentar