Jangan khawatirkan virus MERS, Menanggapi persoalan yang kini sedang ramai karena adanya dua kematian akibat virus korona Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) di Arab Saudi, jamaah haji Indonesia mengaku sangat khawatir sekali dengan adanya virus tersebut, khawatir virus korona sindrom menyebar luas. Jamaah dari asal embarkasi JKG kloter 14 Johar Tantawi mengatakan, dirinya menyikapi kasus MERS tersebut dengan hati-hati. Untuk antisipasi, dia hanya selalu menggunakan masker saat berada di kerumunan orang. "Ya rasa khawatir pasti ada tapi berusaha jaga kesehatan dengan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter di rombongan," ungkapnya di Madinah.
Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Jonismon salah satu jamaah haji Indonesia yang berasal dari Lampung Utara. Dia pun memaparkan, jangan khawatirkan virus MERS menyebar ke jamaah haji Indonesia, dirinya hanya berupaya mencegah dengan istirahat yang cukup, menerapkan pola hidup bersih, seperti melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan tidak makan yang sembarangan. "Kalau ada gejala-gejala yang dirasakan diminta agar konsultasi dengan tim medis," jelas jamaah dari kloter 26 ini.
Dari Kepala Sub Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Madinah yakni Ika Nurfarida Sholeh juga memastikan, tidak ada jamaah haji Indonesia yang terkonfirmasi terkena virus korona MERS. "Untuk sejauh ini jamaah haji Indonesia dalam kondisi yang aman dan tidak terpengaruh. Selain itu juga, Tidak ada konfirmasi jamaah Indonesia dan jamaah haji dari negara lainnya terkena, jadi jangan khawatirkan virus MERS," tutur Ika.
Dalam langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh jamaah secara umum adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun, selalu kenakan masker terutama di antara kerumunan orang, konsumsi makanan yang bergizi untuk daya tahan tubuh dan melakukan deteksi dini gejala influenza. Jika jamaah haji mengalami gejala flu, segera konsultasikan dengan petugas kesehatan. Kepada jamaah haji juga diminta untuk tidak mengunjungi peternakan unta karena unta adalah inang dari virus MERS.
Seorang pria asal Saudi yang berusia 58 tahun dan seorang ekspatriat pria berusia 50 tahun telah meninggal dunia disebabkan oleh MERS. Selain itu juga, dari kementerian menyampaikan ada dua kasus baru MERS yang menimpa ekspatriat wanita berusia 38 dan 42 tahun. Keduanya itu telah didiagnosis positif terkena virus MERS di Dawmat Al-Jandal di Provinsi Al-Jouf. Pada awal pekan ini, kementerian juga melaporkan bahwa ada sembilan kasus baru. Yaitu tujuh kasus di Dawmat Al-Jandal dan kasus yang lainnya terjadi di Madinah dan Khamis Mushayt.
Dokter spesialis paru-paru yang ada di KKHI Madinah yakni Garinda Almaduta menerangkan, korban meninggal yang diakibatkan terkena MERS di Saudi adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan menjadi pihak yang sangat rentan terkena berbagai penyakit karena mereka berinteraksi langsung dengan pasien. Jadi, kapada seluruh jamaah haji khusus Indonesia agar tidak terpengaruh dengan pemberitaan MERS di Arab Saudi. Dari asosiasi penyelenggara haji khusus menyampaikan kepada para jamaah untuk tenang-tenang saja.
Ketua Umum Asphurindo yakni Syam Resfiadi menyampaikan bahwa isu MERS sudah kadaluarsa di Arab Saudi. "Saat ini jamaah haji santai-santai saja, mereka tidak mau lagi mendengar gosip tersebut," ungkap dia.
Lagi juga, soal Isu MERS di sana pun cenderung tidak viral dan dianggap biasa saja. Sehingga jamaah tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Mekkah dan Madinah mempunyai jarak yang jauh dari wilayah yang dinilai rentan wabah, seperti peternakan unta.
"Peternakan unta hanya ada di tengah gurun pasir, yang jauh dari kesibukan hiruk pikuk kota Mekkah, Madinah, Arafah dan Mina," kata Syam. Sekretaris Jenderal asosiasi HIMPUH yakni Muharom Ahmad pun menyampaikan hal yang sama.
Menurut Dia, isu MERS selalu saja muncul menjelang pelaksanaan haji berlangsung. Namun jamaah haji khusus yang berada di bawah naungan HIMPUH tidak terpengaruh sama sekali, begitu juga dengan segala persiapannya.
"Alhamdulillah, hingga saat ini kabar temuan dua korban yang terduga MERS di Arab Saudi sama sekali tidak mengganggu segala persiapan jamaah haji khusus," terang dia.
Secara umum, dari asosiasi melalui para pimpinan dan petugas kesehatan di setiap PIHK sudah memberi arahan kepada jamaah haji. Agar setiap jamaah memang harus menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh selama berada di Tanah Suci. Melakukan hal itu bukan hanya karena ada isu MERS yang tersiar, tapi juga karena ibadah haji yang merupakan ibadah yang membutuhkan latihan fisik. baca juga umroh plus turki desember | umroh plus turki desember 2022
"Ibadah Haji dengan modal sehat dan bugar, jamaah sudah bisa terjaga dari ancaman MERS maupun heatstroke, ditambah dengan cuaca di Saudi cukup panas di musim haji tahun ini, bisa mencapai suhu 48 hingga 52 derajat Celcius" papar Muharom.
0 Comments
Posting Komentar