Suhu ekstrem, saat musim haji 2017 ini Jamaah haji Indonesia akan menjalankan ibadah haji pada saat suhu ekstrem. Di Arab Saudi sedang berada pada puncak musim panas. Sekarang ini saja suhu sudah berkisar pada 45 hingga 55 derajat celsius di Makkah maupun Madinah. Di Makkah bahkan pernah menembus suhu hingga 50 derajat celsius. Dengan kondisi seperti itu patut untuk diwaspadai sebab akan berimbas pada kesehatan jamaah haji. Selain itu juga, suhu panas ekstrem dapat menyebabkan serangan panas (heat stroke).
Apa itu serangan panas (heat stroke)?
Serangan panas yaitu sebuah kondisi darurat yang terjadi pada seseorang akibat suhu ekstrem, dimana suhu dalam tubuh seseorang menjadi sangat tinggi. Adapun gejalanya, antara lain kebingungan, mual, disorientasi, dan kejang. Serangan panas yang dapat menyebabkan darah mengental karena dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Kasus seperti ini dapat berujung pada kegagalan organ dan dapat berakhir dengan kematian.
Salah satu perawat dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang yakni Endah Puspita Sari membagikan tips bagi jamaah haji agar dapat menghindari sengatan panas dengan suhu ekstrem. Ia menyarankan agar jamaah membawa botol yang berisi air kira-kira sebanyak tiga gelas di tas pinggang. Setelah itu, Jamaah diminta agar menghabiskan satu gelas tiap jam.
"Jangan sampai kurang dari itu karena berbahaya, jamaah dapat mengalami dehidrasi," terang perawat yang akan bertugas sebagai petugas haji Arab Saudi di Daerah Kerja Makkah.
Selain itu juga, Endah menyarankan kepada jamaah haji agar mengenakan pelindung tubuh, seperti toipi dan payung, menggunakan alas kaki, masker kain yang telah dibasahi air agar udara yang dihirup tetap lembab dan jangan lupa juga botol semprot untuk menyegarkan wajah. Jamaah dapat mengisi botol ini dengan menggunakan air zam zam yang bisa dengan mudah ditemukan di sejumlah tempat pengisian. Jangan lupa pula untuk mengisi ulang botol minum tersebut jika sudah habis.
"Jamaah haji dianjurkan untuk membawa sandal alternatif, bisa gunakan sandal hotel, sehingga jika hilang pada saat sedang shalat di masjid, jamaah tetap bisa melindungi kakinya dengan sandal alternatifnya. atau bisa juga membungkus alas kaki dengan plastik agar bisa dibawa masuk," jelasnya.
0 Comments
Posting Komentar