Jaga kesehatan selama ibadah haji, Dinas Kesehatan (Dinkes) asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tengah memantau para calon haji (calhaj) yang akan berangkat pada musim haji tahun 2017 ini yang memiliki risiko tinggi terkait dengan berbagai macam penyakit, juga faktor dari usia dengan melakukan penyuluhan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Bojonegoro yakni Totok Ismanto, di Bojonegoro, menjelaskan bahwa calhaj di daerahnya yang memiliki risiko tinggi terkait dengan penyakit juga usia sudah memperoleh penyuluhan dari paramedis puskesmas di masing-masing domisili calhaj, dihimbau kepada seluruh calhaj agar jaga kesehatan selama ibadah haji karena suhu berkisar 40-44 derajat celsius.
Calhaj yang masuk dalam kateogori risiko tinggi, lanjut dia, untuk jumlah keseluruhannya sudah cukup banyak, sebab apabila diketahui pada saat pemeriksaan kesehatan ada calhaj yang memiliki tekanan darah di atas normal, dipastikan calhaj tersebut masuk dalam golongan calhaj yang memiliki risiko tinggi, selain itu juga calhaj dengan usia di atas 50 tahun. Ditambah dengan suhu yang begitu panas, calhaj harus jaga kesehatan selama ibadah haji.
"Pada saat memberikan penyuluhan kepada calhaj yang risiko tinggi, yang sudah berjalan di masing-masing puskesmas. Calhaj dapat menjalani pemeriksaan kesehatan di puskesmas selama Maret kemarin," terangnya.
Untuk penyuluhan selanjutnya akan diberikan petugas puskesmas dengan fokus selama di Arab Saudi yang suhunya tinggi bisa mencapai berkisar 40-44 derajat celsius, disana dengan suhu tersebut termasuk sangat panas.
Selanjutnya, penyuluhan juga akan disampaikan ketika calhaj yang memiliki risiko tinggi akan memperoleh suntikan meningitis dan flu pada 3-6 Juli 2017.
Sesuai dengan laporan yang sudah diterima dari Pusat Haji Kesehatan Kementerian Kesehatan, bahwa di Arab Saudi selama musim haji berlangsung suhunya akan berkisar 40-44 derajat celsius.
Dengan suhu panas yang cukup tinggi itu bisa mengakibatkan terjadinya "head stroke". Bagi mereka yang terkena head stroke akan mengalami suhu tubuh panas, badan kejang-kejang, denyut jantung cepat, kepala pusing yang berlebihan dan frekuensi napas yang sangat cepat (sesak).
"Bagi calhaj yang lansia akan lebih rentan terkena dehidrasi," paparnya.
“Oleh sebab itu, untuk dapat mengantisipasi calhaj agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, calhaj harus minum air setiap 2-3 jam, lalu menyemprotkan air ke wajah dan bagian tubuh yang terasa panas dan menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat dan calhaj lansia yang memiliki penyakit kalau berpergian harus dengan pendamping,” katanya.
Adapun pernyataan dari Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Bojonegoro yakni Masrukhin, menyebutkan bahwa di daerahnya itu sudah memperoleh kuota sebanyak 991 calhaj, jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada tahun lalu yang hanya berjumlah 661 haji.
"Untuk pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) bagi calhaj yang ada sekitar 40 calhaj yang sebelumnya sudah pernah menunaikan ibadah haji masih menunggu keputusan dari Kemenag asal Jawa Timur," tambahnya.
0 Comments
Posting Komentar