Persiapan Akomodasi haji Indonesia, Persiapan akomodasi haji Indonesia telah selesai 100 persen. Akomodasi yang telah selesai di tersebut mencakup penginapan, transportasi, dan katering. Hal itu disampaikan oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri yakni Sri Ilham Lubis.
"Alhamdulillah, segala persiapan akomodasi haji Indonesia yang dibutuhkan dalam penyediaan selain layanan akomodasi yakni transportasi, katering dan juga penginapan seluruhnya sudah selesai ," kata dia.
Dia menyampaikan, bahwa persiapan akomodasi haji Indonesia termasuk peningkatan layanan di sejumlah tempat yang ada. Sri memaparkan, jamaah haji Indonesia pada 2017 ini akan menempati sebanyak 155 hotel di Makkah. Dengan jumlah hotel tersebut yang menyebar di enam wilayah dengan jarak yang paling jauh harus menempuh sekitar 4.400 meter dari Masjidil Haram.
Sementara untuk di Madinah, ternyata pemerintah telah bekerja sama dengan 17 penyedia hotel dengan kapasitas yang sudah terpenuhi. Dengan jarak tempuh terjauhnya itu sekitar 1.200 meter dari Masjid Nabawi.
Sementara itu, mengenai untuk transportasi, pemerintah Indonesia juga sudah melakukan penyelesaian kontrak dengan sejumlah perusahaan bus. Layanan transportasi ini disesuaikan dengan jenis layanan jamaah haji. Mulai layanan yang diberikan itu baik antar kota hingga bus untuk transportasi harian.
"Untuk tahun ini rute juga sudah di upgrade jadi akan ada bis selama 24 jam dari Masjidil Haram ke hotel yang jarak tempuhnya itu mencapai lebih dari 1.500 meter," ungkap Sri. Jadi secara total, Untuk layanan transportasi akan melayani 11 rute, 46 halte dan tiga terminal akhir.
Pemerintah Indonesia juga sudah bekerja sama dengan Organda Arab Saudi. Yang merupakan salah satu badan swasta yang dipercaya pemerintah Arab Saudi untuk dapat mengantar jamaah haji ini dalam mengurus jamaah dari bandara.
Dan selanjutnya mengenai tentang katering. Pemerintah sudah menyelesaikan kontrak dengan sebanyak 28 perusahaan. Untuk saat ini, dalam penyediaan makanan mengalami peningkatan dari 24 kali pada 2016 lalu menjadi 25 kali untuk di Makkah saja.
Sri pun menjamin atas ketersediaan air minum jamaah haji selama beribadah di tanah suci. Menurutnya, pasti akan ada peningkatan jumlah pemberian air minum. Mulai sejak jamaah haji turun dari pesawat, di perjalanan, lalu datang ke hotel, selama di hotel, hingga saat proses-proses beribadah.
"Semua itu diupayakan untuk menjaga agar jamaah terpenuhi kebutuhannya, dapat fokus beribadah, merasa lebih nyaman, dan tidak mengalami dehidrasi," ucap Sri. Dalam pengawasan terhadap distribusi makanan dan minuman juga dilakukan intensif mulai dari dapur hingga hotel.
Sampel makanan nantinya akan secara rutin diperiksa oleh ahli gizi. Namun, khususnya untuk di Armina, pemerintah sudah bekerja sama sebanyak 18 perusahaan katering yang ada disana. Pemberian makan akan rutin tiga kali sehari. Dengan rincian sebanyak empat kali di Arafah dan 11 kali di Mina.
Menurut Sri, peningkatan pemberian makanan ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah agar dapat melayani jamaah dengan lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Dibandingkan pada 2014 lalu, jamaah lebih mandiri dengan menyiapkan makanan mereka sendiri baik dengan cara memasak maupun beli.
Namun sejak 2015, pemerintah mulai mengatur katering untuk jamaah. Awalnya 15 kali pemberian makan selama di Mekah. Pada 2016 ditingkatkan jadi 24 kali dan tahun ini jadi 26 kali. "Dengan adanya peningkatan layanan ini untuk kenyamaan jamaah," tuturnya.
Layanan katering ini akan berhenti sejenak menyesuaikan dengan jadwal ibadah haji. Yakni mulai 5 Djulhijah dan mulai aktif kembali pada 15 Djulhijah.
0 Comments
Posting Komentar