Tinjau kesiapan pelaksanaan ibadah haji, Tinjau kesiapan pelaksanaan Menko PMK yakni Puan Maharani, menilai, bahwa suksesnya penyelenggaraan Ibadah Haji tidak lepas dari upaya kerja sama dan gotong royong. “Jamaah Haji yang berasal dari Indonesia harus dapat menikmati berbagai layanan yang sudah disediakan mulai dari yang pokok hingga ke masalah yang terkecil sekalipun, termasuk terpenuhinya ketersediaan air minum untuk para Jamaah dalam menghadapi badai panas (heat stroke) nanti di Tanah Suci,” jelas Menko Puan.
Dari laporan terkini Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin yang antara lain memaparkan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH); akomodasi Jamaah baik selama berada di Madinah maupun Makkah; dan profil Jamaah Haji asal Indonesia yang dipastikan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada Musim Haji tahun 2017. Menko PMK Tinjau Kesiapan Pelaksanaan Ibadah Haji di Arab Saudi.
Pada 18 April 2017 hingga pkl.17.00 WIB, pelunasan BPIH untuk Haji Reguler telah dilunasi oleh sebanyak 111.159 calon haji (calhaj) atau sekitar 54,49 persen dan Haji Khusus sudah sebanyak 10.773 calhaj atau sekitar 68,78 persen. Tinjau kesiapan pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh Menko PMK yakni Puan Maharani.
Untuk Calhaj yang akan berangkat sudah terdata untuk usia 45 – 50 tahun jumlahnya kini telah mencapai 24,05 persen; usia yang kurang dari 41 tahun ada sekitar 10,88 persen; usia 51 – 60 tahun telah mencapai 32,15 persen; usia di atas 60 tahun mencapai 24 persen; sedangkan untuk Calhaj yang sudah masuk dalam golongan yang berisiko tinggi sudah mencapai 67 persen. Kuota Jamaah Haji Indonesia diketahui sudah kembali normal hingga 100 persen atau menjadi 221 ribu calhaj termasuk dalam tambahan kuota sebanyak 10 ribu jamaah, yang terdiri atas 204.000 calhaj Reguler dan 17.000 calhaj Khusus.
Untuk sejauh ini, Kemenag telah melakukan upaya semaksimal mungkin mengenai pemondokan atau akomodasi Jamaah selama berlangsungnya ibadah haji selama di Kota Makkah sudah mencapai 98,95 persen atau sudah berkapasitas sekitar 205.394 calhaj, sedangkan untuk di Kota Madinah sudah mencapai 36,72 persen atau berkapasitas sekitar 75.429 calhaj.
Untuk akomodasi di Makkah sudah berada di enam wilayah yakni Aziziah, Mahbas Jin, Misfalah, Jarwal, Syisyah dan Raudhah yang sudah menggunakan 150 Hotel dan mampu menampung Jamaah sekitar sejumlah 207.880 calhaj. Dari jumlah hotel yang telah tersedia sudah sebanyak 150 hotel yang terdapat di enam wilayah itu telah dipastikan 100 persen khusus dapat menampung Jamaah asal Indonesia dengan repeat order dengan sebanyak 56 persen dan sisanya ialah merupakan hotel baru.
Sedangkan kebutuhan akomodasi yang diperlukan Jamaah haji di Kota Madinah sudah sebanyak 207.740 pax. Progress negoisasi pemondokan sudah mencapai 36 persen yang direncanakan dapat menampung sekitar sejumlah 75.429 calhaj.
Selanjutnya Menko PMK meminta kepada seluruh calhaj 2017 ini agar mereka dapat memahami dengan baik seluruh rangkaian dalam aturan selama pelaksanaan ibadah haji dan sudah siap atas segala tahapan pelaksanaan ibadah haji yang sudah sesuai dengan kegiatan Manasik haji yang telah mereka coba latihkan sejak masih berada di tanah air. Menko PMK juga mengungkapkan perhatiannya kepada Calhaj yang akan berangkat terhadap kondisi kesehatan masing-masing Calhaj asal Indonesia pada pelaksanaan ibadah haji 2017.
“Pemerintah mengimbau agar Jamaah Haji Asal Indonesia dapat memahami kondisi tubuh mereka masing-masing untuk kemudian melakukan berbagai cara agar kondisi kesehatan serta stamina Jamaah Haji tetap prima,” harap Puan.
Terlebih karena memang akan terdapat jumlah jamaah haji sekitar dua jutaan dari seluruh dunia yang akan berkumpul bersama di kawasan ARMUZNA (Arafah – Muzdalifah – Mina) dalam mengikuti puncak kegiatan ibadah haji nanti.
“Rasa lelah tentu akan dialami oleh jamaah haji. Namun kesehatan tubuh tetap harus terjaga dengan baik agar tidak terjadi gangguan kesehatan yang kritis. Saya sudah minta kepada Tim tenaga kesehatan agar terus berkoordinasi hingga nanti para Jamaah selesai melaksanakan ibadah hajinya dengan sempurna,” tutur Puan.
Menko PMK juga mengingatkan agar ke depan terus diusahakan 100 persen pemondokan menggunakan kontrak dengan jangka panjang, dengan begitu dapat ditekan biayanya. Selain itu Menko PMK kembali mengingatkan bahwa betapa pentingnya gizi dalam menu makanan serta mempertimbangkan cita rasa Indonesia.
Terkait dalam pelayanan di Arofah Menko PMK mengingatkan kembali kepada Menteri Agama agar terus meminta kepada Pemerintah Arab Saudi turut dalam memperhatikan fasilitas toilet disana. Selain demi menjaga kesehatan para Jemaah juga menciptakan kenyamanan. Fasilitas tenda juga memperoleh perhatian dari Menko PMK.
Setiap tenda yang akan disediakan nanti hendaknya dilengkapi dengan AC yang memadai, agar secara tidak langsung untuk mengurangi resiko heatstroke dan setiap tenda harus di perhatikan juga ketersediaan air minum agar Jemaah haji tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Turut serta dalam menghadiri Rapat Koordinasi Monitoring Dan Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1438 H/2017 M antara lain ialah Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegibriel dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono serta para pejabat yang terkait mengenai hal tersebut.
Usai memimpin dan memberikan beberapa arahan dalam rapat koordinasi terkait dengan monitoring dan evaluasi persiapan pelaksanaan Ibadah Haji pada tahun 1438 H/2017 Menko PMK yakni Puan Maharani, yang didampingi oleh Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, berkesempatan untuk meninjau fasilitas Klinik Haji Indonesia yang sebelumnya merupakan Balai Pengobatan Haji Indonesia.
Menkes juga menjelaskan bahwa masalah utama Klinik Haji Indonesia adalah terkait dengan penyewaan tempat. Apabila dimungkinkan untuk masa depan, klinik haji itu bisa mempunyai tempat yang permanen, karena dengan begitu akan lebih nyaman.
Menko PMK lalu mengecek langsung fasilitas ruang perawatan yang tersedia, stok obat-obatan yang ada, termasuk pada ruang gawat darurat. Guna menjaga kebersihan, memang saat peninjauan berlangsung, segala sarana kesehatan yang telah disediakan sudah dibungkus/ditutup dengan plastik. Namun Menko PMK sempat memastikan baiknya kondisi alat kesehatan itu dengan membuka penutupnya.
Fasilitas kesehatan yang telah ditinjau langsung oleh Menko PMK ini kesimpulannya sudah ada banyaknya 75 tempat tidur rawat; 20 tempat tidur ruang UGD dan terdapat sebanyak 80 petugas kesehatan haji. Sifat pelayanan yang diberikan adalah pelayanan dasar dan emergensi.
Untuk di lantai 1 Klinik Haji Indonesia dimanfaatkan untuk ruang rawat Psikiatri, ruang rawat laki-laki dan perempuan juga ruang penunjang seperti radiologi, ;laboratorium, gizi, poli gigi dan ruang linen.
Sementara di lantai 2 dipergunakan untuk depo obat dan alat-alat kesehatan dan terdapat ruang kerja petugas sanitasi surveilans dan siskohatkes. Guna memberikan pelayanan yang maksimal, Klinik Haji Indonesia juga dilengkapi dengan delapan mobil ambulans dan 80 petugas.
Perhatian Menko PMK untuk selalu dapat memberikan pelayanan haji dengan semaksimal mungkin tidak hanya pada saat selama berada di Arab Saudi saja, tetapi juga sudah memerikan pelayanan haji yang telah dilakukan sejak keberangkatan dari Tanah Air. Menko PMK meminta agar untuk ke depan nanti agar disiapkan materi manasik menggunakan kearifan lokal.
“Sangat Perlu untuk mempersiapkan atau menyediakan buku manasik disetiap embarkasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah masing-masing” ujar Menko PMK.
Sebelumnya saat di Jakarta, Menko PMK juga telah menggelar rapat koordinasi terkait dengan penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2017 untuk dapat memastikan berbagai kesiapan pelaksanaan ibadah rukun Islam yang ke-5 lima ini.
“Segala persiapan yang akan dibutuhkan selama sebelum hingga seusai ibadah haji harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita harus mengingat betul bahwa dengan adanya penambahan jumlah kuota haji ini, berarti jumlah orang yang akan kita layani juga sudah semakin banyak,” jelas Menko PMK.
0 Comments
Posting Komentar